
Tujuan KTSP
Tujuan KTSP dibagi menjadi dua, umum dan khusus
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara patisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatakn mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan suberdaya yang tersedia.
2. Meningkatakn kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompterisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
4. Memahami tujuan diatas, KTSP dipandang sebagai suatu pola pendikatan baru dalam pengebangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini.
Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan dengan tujuh hal sebagai berikut:
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemhan, peluang, dan ancaman bagai dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan suberdaya yang tersedia untuk memajukan lebaganya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tungkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang peling tahu apa yang terbaik bagai sekolahnya.
d. Keterblibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.
e. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemrintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umunya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
g. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasinya dalam KTSP.
1. LANDASAN FILOSOFIS
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan . Di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap anak didik. Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu kurikulum harus dikembangkan dengan fondasi yang kuat.
Dengan kedudukannya yang begitu mendasar, filsafat memiliki paling tidak empat fungsi yaitu :
1. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan
2. Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
3. Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan
4. Filsafat dapat menentukan tolok ukur keberhasilan proses pendidikan.
Filsafat sebagai sebuah system nilai (value system) menjadi dasar yang menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam system nilai masyarakatnya sendiri.
Indonesia memiliki Pancasila sebagai system nilai yang menjadi pedoman hidup bangsa, karena itu tujuan dan arah dari segala ikhtiar berbagai level dan jenis pendidikan adalah membentuk manusia yang Pancasilais. Dengan demikian isi kurikulum yang disusun harus memuat dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila harus menjadi bingkai bagi pengembangan tiga domain (bidang) yang menjadi tujuan pendidikan menurut Bloom (1965) meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Kecerdasan yang harus dikembangkan, sikap yang harus ditanamkan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap anak didik harus selalu diwarnai dan dijiwai nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian Pancasila bingkai dari tujuan dan pelaksanaan pendidikan Indonesia.
2. LANDASAN PSIKOLOGIS
Aspek psikologis anak merupakan salah satu yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan kurikulum. Hal ini karena kurikulum merupakan pedoman untuk mengantarkan anak didik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. Sementara itu anak didik secara psikologis memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pemahaman tentang anak sangat penting bagi pengembang kurikulum, karena kesalahan pesepsi atau kedangkalan pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan arah dan kesalahan praktik pendidikan. Adapun aspek psikologi yang harus diperhatikan adalah :
a. Psikologi Perkembangan Anak
Pemahaman terhadap perkembangan anak sangat penting dalam pengembangan kurikulum, didasarkan pada beberapa alas an :
Pemahaman terhadap perkembangan anak sangat penting dalam pengembangan kurikulum, didasarkan pada beberapa alas an :
Pertama, setiap anak memiliki tahapan atau masa perkembangan tertentu. Pada masing-masing tahapan anak-anak memiliki karakteristik dan tugas-tugas perkembangan tertentu. Seandainya tugas-tugas perkembangan itu tidak terpenuhi, akan mengalami hambatan pada tahapan berikutnya.
Kedua, anak didik yang berada pada masa perkembangan, merupakan masa yang sangat menentukan untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup mereka. Pada masa tersebut anak mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam berbagai aspek perkembangan.
Ketiga, pemahaman terhadap perkembangan anak, akan memudahkan dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan, baik yang menyangkut proses pemberian bantuan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi, maupun dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan.
Salah satu teori perkembangan anak yang digunakan adalah teori Piaget yang terkenal dengan teori perkembangan kognitif, yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental yang mengarahkan dan membimbing perilaku anak. Dua konsep yang dikemukakan adalah mengenai fungsi dan struktur.
Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama untuk setiap orang. Tujuannya adalah untuk menyusun struktur kognitif internal. Melalui fungsi akan terjadi kecenderungan-kecenderungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan yang dating dari luar dirinya.
Struktur merupakan seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang digunakan untuk memahami lingkungan. Piaget berpendapat bahwa dalam memahami lingkungan anak bersifat aktif. Artinya pengetahuan dibentuk dan diciptakan sendiri. Anak tidak menerima pengetahuan secara pasif dari lingkungannya.
Kedua, anak didik yang berada pada masa perkembangan, merupakan masa yang sangat menentukan untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup mereka. Pada masa tersebut anak mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam berbagai aspek perkembangan.
Ketiga, pemahaman terhadap perkembangan anak, akan memudahkan dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan, baik yang menyangkut proses pemberian bantuan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi, maupun dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan.
Salah satu teori perkembangan anak yang digunakan adalah teori Piaget yang terkenal dengan teori perkembangan kognitif, yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental yang mengarahkan dan membimbing perilaku anak. Dua konsep yang dikemukakan adalah mengenai fungsi dan struktur.
Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama untuk setiap orang. Tujuannya adalah untuk menyusun struktur kognitif internal. Melalui fungsi akan terjadi kecenderungan-kecenderungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan yang dating dari luar dirinya.
Struktur merupakan seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang digunakan untuk memahami lingkungan. Piaget berpendapat bahwa dalam memahami lingkungan anak bersifat aktif. Artinya pengetahuan dibentuk dan diciptakan sendiri. Anak tidak menerima pengetahuan secara pasif dari lingkungannya.