Filsafat Plato Tentang Matematika (Meno, A priori, Relevansi))
Filsafat matematika bermula dengan phytaghoras, yang
meyakinkan bahwa matematika memberikan kunci untuk memahami realitas kepada
kita, hal itu dinyatakan oleh plato sebagai orang yang pertama
mengartikulasikan bentuk. Pada meno, plato membuktikan bahwa matematika
diketahui sebagai sebuah priori yang tanpa membutuhkan pengalaman. Plato mulai
bertanya kepada seorang budak laki-laki dengan beberapa pertanyaannya. Bukti
dalil phytagoras ini sangat sulit. Selama 2000 tahun Pons asinorum untuk sekolah laki-laki. Dalam meno, meskipun plato
menganggap kasus-kasus segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, seseorang yang
belum pernah mengerti ilmu ukur (geometri) dalam hidupnya bisa dibawa untuk
mengkonstruksi sebuah bangun persegi dari 2 segitiga tersebut.
A
PRIORI
Kesimpulan Plato tentang pengetahuan matematika
adalah sebuah priori, yang artinya bahwa pengetahuan matematika tidak berdasarkan
kebenaran indra. Di sini matematika berbeda dari subyek-subyek yang lain.
Kecuali logika, dan mungkin filosofi, banyak subyek bergantung pada pemikiran
empiris yang berdasarkan pada penglihatan, pendengaran, dan sesuatu yang dapat
dirasakan. Dalam penelitian ilmiah ada keseimbangan dan instrumen yang lengkap
untuk mendeteksi partikel dasar seperti muon. Kita tidak dapat menemukan muon
kecuali kita menggunakan sesuatu ( cahaya pada sebuah layar), sebuah jejak pada
gambar fotografis dan sebuah jejak pada gambar timbul. Persamaannya yaitu
mempelajari tentang kesusastraan yunani dan romawi, walaupun mereka tidak pergi
ke laboratorium , tetapi mereka pergi ke perpustakaan, di sana mereka dapat
membaca buku-buku terdahulu.
Anak autis tidak dapat berhubungan dengan orang lain
dan mereka memiliki karakteristik yang kurang baik, tetapi mereka dapat menjadi
baik dalam pengetahuan matematika. Seseorang tidak memiliki pengetahuan, tidak
menyukai agar menjadi matematikawan, ini sangat sulit untuk mempelajari kemanusiaan
tanpa rasa senang. Seseorang yang buta, tuli, dan orang yang sangat terbelakang
dan siapapun lebih-lebih orang yang dikurung. Jika saya dikurung dan ditangkap
oleh komunis dan dikirim ke kereta api lintas Siberia selama 30 tahun. Saya
sementara waktu tidak akan mampu untuk mempelajari kimia atau sejarah kuno.
Tapi saya mampu membuat teori bilangan prima dan menempatkan matematika dalam
kelas terpisah.
RELEVAN
/ SESUAI
Apakah hubungan matematika murni dengan matematika
realistik? mana yang lebih relevan? Jika kebenaran matematika diterapkan dalam
realitas empiris, seperti yang mereka yakini, mereka harus lebih peka terhadap
sangakalan secara empiris. Protagoras merupakan salah satu pelopor filsafat
yunani kuno dalam paham empiris modern. Dia berpendapat bahwa geometri bukanlah
sebuah priori (yang berdasarkan teori) yang benar-benar priori tetapi tidak
keseluruhannya empiris. Untuk mengajarkan geometri (ilmu ukur) dalam mencari garis
singgung pada lingkaran hanya ada satu cara. Meskipun demikian, observasi menyatakan
bahwa mereka membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika kita mengamati satu roda
yang berputar di jalan, atau gelindingan yang menggelinding di trotoar, atau
gasing berputar, kita tahu bahwa semua benda itu tidak hanya menyentuh satu
sisi tetapi menyentuh sedikit dengan jelas namun ada jarak. Ini merupakan
pengamatan sederhana. Lihatlah kesetiap sepeda, protagoras menyimpulkan
mengenai matematika bahwa matematika tidak berdasarkan teori tetapi lebih
kepada tiruan sederhana dan hal ini sebenarnya telah dinyatakan oleh ahli
matematika dalam kebenaran yang salah. Pendapat plato berseberangan dengan
pendapat ini, jawabannya bahwa tedapat banyak roda, gelindingan, gasing yang
tidak sesuai dan semua percontohan diatas tadi tidak seluruhannya tepat, dia
membedakan pemikiran kita dari ketidaksempurnaan percontohan yang ada disekitar
kita, jika saya memainkan gasing disebuah mesin bubut, meskipun demikian gasing
tersebut berputar tapi tidak sempurna. Sama halnya dengan roda sepeda yang
berputar tidak sempurna. Namun pernyataan plato tidak membahas keseluruhan
tentang geometri tetapi hanya sebatas perputaran. Geometri lebih mengespresikan
kebenaran secara teori tentang bentuk bentuk yang ideal yang objek materinya
hanya perkiraan yang tak sempurna. Protagoras tidak menghasilkan inti dari
teori di atas secara kebenaran geometri tetapi lebih kepada contoh dari ketidak
sempurnaan secara materi. Perbedaan antara konsep dan objek materi yang diterapkan
itu penting dan sering dilupakan. Plato memberikan contoh lain dalam buku Phaedo.
Kita memiliki konsep 2 hal yang sama, contohnya adalah 2 tongkat
menjadi sama panjangnya. Jika kita mengujinya lebih mendalam ternyata kita
menemukan bahwa sebenarnya tongkat tersebut tidaklah benar-benar sama. Tentu
saja hingga munculnya ahli mekanik kuantum, yang menyatakan bahwa tidak
terdapat 2 objek materi yang benar-benar sama panjangnya. Kita tahu bahwa jika A=B
dan B=C,maka A=C. Kita akan menemukan sebuah kumpulan objek yang setiap
objeknya sama dengan objek berikutnya, tetapi terlihat lebih kecil dibandingkan
dengan setelahnya. Kemudian kita tidak
mengira, kita telah membuktikan dengan tes klaim eksperimen bahwa persamaan
yang sesungguhnya adalah sebuah hubungan transitif, kita tidak berbicara bahwa
jika A=B dan B=C,A mungkin juga tidak
sama dengan C. Meskipun demikian kita tidak sejalan dengan konsep
aplikasi tersebut dan kemudian kita berpernyataan
bahwa meskipun kita tidak memahami konsep diatas (A=B, B=C berarti A≠C),beberapa
objek tidak dapat benar-benar disamakan dengan objek lainnya. Kemudian ide dan
pikiran kita berkembang dengan jelas terhadap persamaan yang benar,kita membuat
kesanksian terhadap rumus diatas terhadap presepsi secara individu.
Sebagai langkah awal cukup wajar untuk mencoba
mengingkari aplikasi konsep itu sendiri untuk beberapa pertentangan dengan
pengamatan empiris, tetapi kita tidak bisa menjadi yakin dengan percobaan
kesalahan tersebut akan selalu berhasil. Hal itu tidaklah penting ketika 2 kasus
terdapat ketidaksesuaian dan adanya kemungkinan penjelasan mengenai gelindingan
yang mengelinding di jalan dengan jarak yang singkat, gelindingan pertama dan
terakhir dari putaran tersebut hanya memiliki sedikit berbeda panjangnya, hal
itu lebih mengarah pada gelindingan yang telah sedikit berubah, seperti halnya
sebuah ban karet yang jelas. Nampak kecil, meskipun demikian jumlahnya masih
terlihat sama.dengan kata lain perbedaan itu sangat besar dan tidak ada
penjelasan yang masuk akal. Jika sisi-sisi pada sebuah segitiga sama sisi ditambah kurang lebih 2sisi, itu akan susah untuk menghubungkan kesalahan
besar secara eksperimen,dan sedikitnya pengecekan yang ada dapat menghilangkan
kemungkinan keseluruhannya. Agamemnon dalam suatu kesempatan lain juga pernah
salah menghitung jika dia boleh mengumpamakannya dengan perumpamaan bahwa
terdapat 7 pahlawan di satu perahu ada 5 pahlawan diperahu lainnya dan ketika
pahlawan itu berkumpul jadi satu jumlahnya belum mencapai 12 tapi ketika dicek
ulang oleh seorang akuntan ternyata masih tidak cocok, untuk mencocokannya kita
memiliki rumus sederhana rumus aritmatika dibawah ini 7+5 =12 Akhirnya kita
menjadi binggung.
Protagoras telah mengetahui apa yang harus dikatakan sebagaimana
generalisasi empiris yang telah dikomfirmasikan sampai sekarang ini, telah lama
berkembang dan kemudian disalah artikan, ini adalah sebuah jawaban yang atraktif, hal
ini dikemukaan oleh mill abad terakhir,dan pada tahun terakhir dinyatakan
oleh Kitcher dan Gillies pendapat Mill bahwa pendapatnya Frege tidaklah buruk
dia berpendapat seperti Home yang menyimpang dari bentuk-bentuk teori dan pengetahuan yang ada ini sesuai pengalaman
panjang saya ketika saya belajar bahwa 7+5 =12, ini adalah kebenaran sintetik,
bukan seperti halnya yang dibuat Kant, menyatakan sintetik priori (teori
buatan) tapi bukan sintetik a postteriori (pengalaman), pendapat ini banyak
dikemukakan oleh filosof modern tetapi tidak oleh mayoritas para ahli
matematika, para ahli matematika berpernyataan tidak mempercayai pendapat ini
merupakan hasil dari sebuah proses kondisi Humean, yang mana para ahli
matematika tersebut telah banyak memperhatikan
pegalaman yang dikatakan seorang guru bahwa teori phytagoras itu benar
hingga sekarang mereka terus menggunakkannya teori tersebut. Mereka mengikuti
plato dan mempertahankan bahwa pendapat menggenai kebenaran matematika adalah
sungguh sebuah teori dan telah menemukan persetujauan dari para ahli yang
memberikan kita pengetahuan tentang realitas objek-objek yang ada, hal ini
disampaikan oleh pytagoras.apa yang dilakukan plato sendiri itu adalah untuk
memutuskan kebenaran matematika dari kontek yang sangat dekat dengan realitas
empiris. Hal ini merupakan kesalahan yang biasa dilakukan dalam pendapat
ekperimental oleh para ilmuan ketika teori mereka tidak sejalan dengan fakta
yang ada, namun plato lebih dulu mengungkapkan kebenaran itu dibandingkan para
ilmuan modern. Para ilmuan modern dengan teori-teori mereka ingin membuktikan
teori secara empiris sedangkan plato memberikan bukti empiris dari luar sebagai
bentuk ketidakrelevanan yang lengkap. Dia
sedikit memberikan sentuhan kebenaran secara empiris mengenai objek secara
materi.objek secara materi tersebut ada karena ketidak sempuranan dan
pemanipulasian mereka yang memgacaukan pengetahuan.ketika terdapat perselisihan
diantara mereka terhadap observasi
empiris yang semata,maka observasi tersebut ditolak.dalam buku republik jilid 7
plato tidak sependapat dengan astronomi yang menghabiskan malamnya dengan
melihat langit sebagai bentuk kalkulasi dari matematika plato berkata bahwa hal
yang dilakukan astronomi itu dalah sia-sia.pendapatnya para astronomi tersebut
diangap plato sebagai bentuk penolakan empiris antara matematika dan realita
yang empiris.plato mendefinisikan kata astronomia bukan sebagai astronomi namun
sebagai mekanik yang rasional yaitu seprti para mekanik newton yang berpendapat
bahwa tidak harus melakukan observasi tapi cukup dengan peragaan kalkulasi
sederhana dan mengatsi maslah-maslh matematika:ini seperti belajar realitas
secara general yang diajarkan oleh para fisikawan secara teori atau para ahli
matematika yang murni.yang lebih memfokuskan terhadap solusi untuk membedakan
persamaan,determinan dan derivasi dan hampir semua itu menggunakan pengamatan
empiris.sebagaimana kita tahu sekarang para mekanik pengikut newton tidak
selamanya pendapatnya itu benar sesuai kondisi.jadi menurut mereka matematika
tersebut adalah realita mekanik tapi plato beranggapan bahwa matematika adalah
kebenaran empiris yang harus diuji. Plato berpendapat bahwa matematika adalah
gabungan dari sebuah teori dan relevan.