gravatar

lanjutan ANALISIS DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERKALIAN



E.  Hasil Penelitian dan Pembahasan
  1. Hasil wawancara dengan siswa SD Negeri 2 Polanharjo Klaten
Siswa SD Negeri Polanharjo Klaten dapat menyelesaikan soal-soal perkalian dalam waktu 2,5 menit (lampiran 01). Adapun model pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan soal-soal perkalian tersebut adalah dengan menggunakan bantuan jari-jari tangan. Siswa mendapat model pembelajaran dengan menggunakan bantuan jari-jari tangan dari guru yang mengajar di sekolahnya. Cara menyelesaikan soal-soal perkalian dengan bantuan jari-jari tangan adalah sebagai berikut, mula-mula posisi telapak tangan diletakkan pada posisi dasar, seperti foto di bawah ini.


              (www.sd-binatalenta.com)

Setelah telapak tangan berada pada posisi dasar, maka jari yang berfungsi sebagai pengali harus ditekuk atau dilipat. Jari-jari pengali diatur sebagai berikut.
Ø  Bila pengalinya 1 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-1 yaitu ibu jari tangan kiri.
5

Ø  Bila pengalinya 2 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-2 yaitu telunjuk tangan kiri.
Ø  Bila pengalinya 3 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-3 yaitu jari tengah tangan kiri.
Ø  Bila pengalinya 4 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-4 yaitu jari manis tangan kiri.
Ø  Bila pengalinya 5 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-5 yaitu kelingking tangan kiri.
Ø  Bila pengalinya 6 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-6 yaitu kelingking tangan kanan.
Ø  Bila pengalinya 7 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-7 yaitu jari manis tangan kanan.
Ø  Bila pengalinya 8 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-8 yaitu jari tengah tangan kanan.
Ø  Bila pengalinya 9 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-9 yaitu telunjuk tangan kanan.
Ø  Bila pengalinya 10 jari yang harus ditekuk adalah jari ke-10 yaitu ibu jari tangan kanan.
Jari lainnya dalam perkalian ini, tetap diposisikan tegak. Misal pada perkalian 9x9, berdasarkan uraian di atas, maka kita akan menekuk atau melipat telunjuk tangan kanan. Telunjuk tangan kanan yang telah ditekuk akan menjadi pembatas antara kelompok jari-jari lainnya dan ibu jari tangan kanan. Dengan kata lain menjadi  pembatas puluhan  (sebelah kiri pembatas) dan  kelompok  satuan (sebelah kanan pembatas).
Setelah tahapan ini akan terlihat 8 jari pada posisi tegak (ibu jari tangan kiri, telunjuk tangan kiri, jari tengah tangan kiri, jari manis tangan kiri, kelingking tangan kiri, kelingking tangan kanan, jari manis tangan kanan, jari tengah tangan kanan), jari pembatas (telunjuk tangan kanan yang ditekuk) dan 1 jari  pada  posisi  tegak  (ibu jari tangan kanan).  Maka
6

akan terlihat kelompok 8 jari (sebagai puluhan) dan kelompok 1 jari (sebagai satuan). Jadi hasilnya adalah 81, seperti pada foto di bawah ini.
                        8
                                                             Pembatas, jari ke 9       1
      (diambil dari www.sd-binatalenta.com)
  1. Hasil wawancara dengan siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kranggan Klaten
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kranggan Klaten dapat menyelesaikan soal-soal perkalian dalam waktu 3 menit (lampiran 02). Siswa dalam menyelesaikan soal-soal perkalian tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu menghafal. Model pembelajaran konvensional diperoleh siswa dari guru yang mengajar di sekolahnya.
Dari hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan model pembelajaran yang digunakan dalam menyelesaikan soal-soal perkalian tersebut. Hasilnya siswa SD Negeri 2 Polanharjo Klaten dapat menyelesaikan semua soal dengan tepat dan benar dalam waktu yang lebih singkat daripada siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kranggan Klaten.

7

Berdasarkan uraian di atas, setelah melakukan penelitian di dua sekolah yang berbeda hasil penelitian menunjukkan pembelajaran matematika dengan bantuan jari-jari tangan lebih efektif dan memudahkan siswa dalam menghitung perkalian, sedangkan pembelajaran matematika dengan menghafal kurang efektif terutama bagi siswa yang daya ingatnya kurang dalam belajar karena banyaknya materi yang harus diterima di sekolah.

F.  Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.
  1. Siswa SD Negeri 2 Polanharjo Klaten dan siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Klaten dapat menyelesaikan semua soal dengan benar.
  2. Model pembelajaran yang digunakan siswa SD Negeri 2 Polanharjo Klaten dalam menyelesaikan soal-soal tersebut adalah dengan menggunakan bantuan jari-jari tangan. Siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kranggan Klaten masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional, yaitu menghafal.
  3. Terdapat perbedaan model pembelajaran yang digunakan siswa SD Negeri 2 Polanharjo Klaten dengan siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kranggan Klaten
  4. Menghitung perkalian dengan bantuan jari-jari tangan lebih efektif daripada menghitung perkalian dengan menghafal, dilihat dari sisi kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal perkalian.







DAFTAR PUSTAKA


Litantha, Agus. : “Alat Peraga Perkalian Model Matrik Sebagai Media Pembelajaran Matematika”.

http://matematikaitah.com. Senin, 2 Juni 2008.

Moleong. Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatf. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Patilima. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Soleh (2008) : “Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Pembelajaran Kartu Domino Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Purwodadi 2007/2008”, Purwodadi, tanggal 20 Juli 2008.

Sumaji (2007) : “Pembelajaran Matematika dengan Model Komputer Jari-Jari Tangan di SD Kelas III Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo”, Ponorogo, tanggal 30 Nopember 2007.

www.sd-binatalenta.com.





Archive

Entri Populer