Lanjutan ALAT MANIPULATIF UNTUK PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR
A.
Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Surachmad (1994: 149) mengatakan bahwa
bereksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil.
Hasil tersebut akan menegaskan kedudukan hubungan kausal antara
variabel-variabel yang diteliti. Melalui penelitian eksperimen dapat dilihat
hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah
murid kelas V SD Negeri Banjarsari Kecamatan Purworejo. Sampel penelitiannya
ada 6 siswa kelasa V SD Banjarsari. Kemudian 6 siswa tersebut dibagi dalam dua
kelompok yang sama, masing-masing kelompok 3 siswa. Kelompok pertama sebagai
kelas eksperimem dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol. Sebelum perlakuan,
siswa pada masing-masing kelompok berada pada kemampuan yang sama dalam
prestasi belajar matematika.
Perlakuaan diberikan pada kelompok
eksperimen pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada kelompok kontrol
proses pembelajaran dengan topik yang sama diajar secara konvensional.
Perlakuan yang dimaksud adalah penggunaan keping berwarna dalam operasi tambah
dan kurang pada bilangan bulat. Pada kelompok eksperimen proses pembelajaran
dimulai dengan pengenalan alat manipulatif pada anak. Setelah itu diberi
beberapa latihan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan bantuan alat
manipulatif. Kemudian berangsur-angsur alat dihilangkan pada saat pengerjaan
soal. Akhirnya, anak dapat menyelesaikan soal-soal tanpa menggunakan alat
manipulatif. Sedangkan pada kelompok kontrol alat manipulatif tidak diberikan,
pengajaran langsung pada materi yang sama secara abstrak dengan bantuan garis
bilangan.
Pada akhir penelitian, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberi-kan tes berbentuk esai, kemudian akan
dilihat rata-rata nilai dari masing-masing kelompok. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil yang diperoleh setelah perlakuan, yaitu hasil
belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
B.
Analisis Data
Hasil penelitian ini diperoleh data berupa nilai tes akhir yang
diperoleh dari masing-masing kelompok setelah mengerjakan soal-soal esai untuk
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Daftar nilai dan rata-rata dari
masing-masing kelompok seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel
nilai dan rata-rata tes siswa
Kelompok
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Rata-Rata
|
Eksperimen
|
1. Shitta
|
8
|
7,67
|
2. Andi
|
7
|
||
3. Bunga
|
8
|
||
Kontrol
|
1. Wawan
|
6
|
6.0
|
2. Heri
|
5
|
||
3. Citra
|
7
|
Dari data yang disajikan pada tabel di atas, terlihat
bahwa rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan alat
manipulatif lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan alat
manipulatif.
Selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat siswa mengikuti
kegiatan dengan antusias pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Terlebih pada kelompok eksperimen, suasana belajar mereka lalui dengan gembira.
Kegembiraan ini sangat terlihat ketika diperkenalkan alat manipulatif untuk
membantu dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Ini merupa-kan hal
yang baru bagi mereka dalam belajar matematika, bahkan belum pernah mereka
dapatkan pada sekolah dasar (pendidikan formal). Mereka mengatakan, ternyata
matematika dapat dibantu dengan alat-alat di sekitar kita. Belajar men-jadi
lebih mudah dan menyenangkan. Apalagi ketika mereka maju untuk mem-praktekkan
alat manipulatif, mereka senang dapat menggunakan alat manipulatif dan diminta
untuk menjelaskan hasil yang diperolehnya. Ini juga pengalaman baru bagi mereka
ketika menjelaskan hasil yang diperolehnya kepada teman-teman. Terjadi dialog
yang interaktif antara siswa satu dengan yang lain, se-hingga suasana belajar
sangat kondusif. Anak terlihat dapat merasakan bahwa matematika itu dapat
dilihat wujud konkretnya melalui bantuan alat manipulatif keping berwarna yang
dipergunakannya. Sehingga mereka lebih cepat memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan bulat. Hal ini dapat terlihat dari hasil tes akhir,
bahwa rata-rata nilai pada kelompok eksperimen mencapai 7,67 lebih tinggi
dibanding kelompok kontrol.
Pada kelompok kontrol suasan belajar
juga kondusif. Siswa memperhatikan materi yang diberikan. Akan tetapi mereka
lebih lama dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan pada bilangan
bulat dengan bantuan garis bilangan. Siswa terlihat takut salah ketika menjawab
soal yang diberikan. Walaupun suasana kondusif, tetapi tidak ada kegembiran
pada siswa ketika mereka belajar. Mereka mengatakan, kadang kala kesulitan
mengurangkan dua bilangan bulat menggunakan garis bilangan. Sehingga dengan
metode ini siswa cenderung menggunakan hal yang abstrak dalam matematika tanpa
melalui pendekatan konkret. Akibatnya siswa lebih lama memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dibanding dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat terlihat dari
hasil tes akhir, bahwa rata-tata prestasi kelompok kontrol lebih rendah
dibanding kelompok eksperimen.
Pembahasan
Pada operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif dapat digunakan
keping berwarna. Misalnya, warna biru menuunjukkan bilangan bulat positif dan warna
merah menunjukkan bilangan bulat negatif. Oeprasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat ini dapat dilakukan setalah konsep bilangan bulat itu sendiri
sudah dipahami anak. Sebelum melakukan operasi hitung, kepada anak dijelaskan
cara menyatakan bilangan bulat dengan keping berwarna seperti seperti berikut
ini.
menyatakan warna
biru (bilangan positif)
menyatakan warna merah (bilangan negatif)
menyatakan bilangan 2
menyatakan bilangan - 3
menyatakan bilangan 0
(warna biru dan merah) sama banyak atau berpasangan
Untuk operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dapat kita lihat contoh berikut ini.
1). 2
+ (-3 ) = …?
Dapat diselesaikan dengan
menambahkan 2 keping warna biru dengan 3 keping warna merah
Kita lihat keping yang tidak
berpasangan berwarna merah satu buah, yang menyatakan bilangan (-1).
Jadi 2 + (-3) = -1
2). 4
– (-2) = … ?
Pada proses pengurangan
diterangkan sebagai proses mengambil dan mengeluarkan dari kelompoknya.
Kita punya 4 keping warna biru dan akan
diambil 2 keping warna merah. Karena warna merah belum ada, kita tambahkan
bilangan nol (2 pasang warna biru dan merah) sehingga menjadi berikut ini.
Sekarang kita ambil 2 keping
warna merah, pada gambar dilakukan dengan cara menyilang bagian yang diambil.
Sehingga yang tertinggal tujuh warna biru, yang menyatakan sebagai bilangan 7.
Jadi 4 – (-2) = 7
Bagaimana jika (-5) – 3 =…? Hal yang sama dapat dilakukan seperti
contoh 2) di atas. Kita punya 5 keping warna merah dan akan diambil 3 keping
warna biru. Karena keping warna biru tidak ada, kita bisa menambahkan dengan
bilangan nol (3 pasang warna biru dan merah). Sekarang kita bisa mengambil 3
keping warna biru, sehingga tersisa 8 warna merah. Delapan warna merah inilah
yang menyatakan sebagai (-8). Jadi (-5) – 3 = -8.
Pada operasi bilangan bulat dengan keping berwarna ini dijelaskan
konsep penjumlahan suatu bilangan dengan nol tidak akan mengubah nilai dari
bilangan tersebut. Hal ini dapat terjadi pada proses pengurangan, karena jika
tidak ada keping warna yang akan diambil maka harus ditambah dengan bilangan
nol. Bilangan nol dapat dinyatakan dengan pasangan warna biru dan merah dengan
jumlah yang sama.
Selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas murid di kelompok
eksperimen lebih banyak, karena pada mereka diberi keping berwarna untuk dapat
mereka praktekkan. Setelah soal diberikan mereka mencoba mencari
penyelesaiannya dengan bantuan keping warna. Mereka diminta untuk menjelas-kan
hasil yang diperoleh di depan kelas. Siswa yang lain memperhatikan, dan ter-jadi
dialog yang menarik diantara mereka. Setelah beberapa kali latihan, ber-angsur-angsur
pemakaian keping warna mulai dikurangi. Akhirnya mereka dapat menyelesaikan
soal tanpa menggunakan keping warna.
Dari hasil analisis data terlihat bahwa hasil prestasi belajar
kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Hal ini sebagai akibat
pengaruh penggunaan alat manipulatif pada kelas eksperimen. Terlihat di sini
bahwa penggunaan alat manipulatif pada proses pembelajaran operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan kemampuan siswa. Dari hasil
yang diperoleh di atas dapat dikatakan bahwa alat manipulatif dapat membantu meningkatkan prestasi belajar
siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dibanding
dengan menggunakan metode konvensional.
C.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang berarti antara rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang
menggunakan alat manipulatif dibanding kelompok kontrol yang menggunakan metode
konvensional pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Rata-rata hasil
belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Penggunaan alat
manipulatif dapat memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk dapat
mempelajari matematika secara aktif dan kreatif. Siswa dapat mempelajari konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat secara konkret, sehingga hal yang
abstrak dalam matematika dapat diminimalkan.
Dari uraian di atas, disarankan agar
alat manipulatif dapat dimanfaatkan oleh guru dengan memanfaatkan benda-benda
di sekitarnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan. Sebaik-baik alat peraga adalah buatan kita sendiri
dengan mengoptimalkan sarana yang ada di sekitar kita.
Daftar Pustaka
Dwina, F, dkk. 1999. Analisis kemampuan operasi hitung murid
kelas V Sekolah Dasar Negeri di Kotamadya Bukittinggi. Padang:
IKIP Padang
Harun, M. 1999. Pendidikan Matematika
I. Padang: FIP UNP Padang
Hudoyo, H. 1984. Teori Belajar Untuk Pengajaran Matematika.
Jakarta:
Depdikbud Dikti P2LPTK
Maryunis, A. 1998. Pengetahuan Awal Matematika Sekolah.
Makalah Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Padang
Russeffendi, E. T. 1979. Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Tarsito
Simanjutak, Lisnawaty. 1993. Metode
Mengajar Matematika I. Jakarta:
Rineka Cipta
Sutawijaya, Akbar. 1992. Pendidikan Matematika III. Jakarta: Dikti L2LPTK
Van De Walle and John, A. 1994. Elementary School Mathematics Teaching Developmentaly.
Virginia Commonwealt University:
Longman Publishing Group