EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DITINJAU DARI INTELEGENSI SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (PBM) DITINJAU DARI INTELEGENSI SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN
Oleh :
Seno
Seno
Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua
variabel: (1) prestasi belajar siswa yang lebih baik antara menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR), Pendekatan Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM), atau Pendekatan Pembelajaran Mekanistis. (2) prestasi
belajar siswa yang lebih baik antara siswa dengan intelegensi tinggi, sedang
atau rendah. (3a) pada masing-masing perlakuan pendekatan pembelajaran,
prestasi belajar siswa yang lebih baik antara siswa dengan intelegensi tinggi,
sedang, atau rendah. (3b) pada masing-masing kategori intelegensi, prestasi
belajar siswa yang lebih baik antara menggunakan Pendekatan PMR, Pendekatan
PBM, atau Pendekatan Mekanistis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
semu. Populasi siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Magetan tahun pelajaran
2011/2012 sebanyak 52 sekolah. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified
cluster random sampling, terpilih SMP Negeri 1 Maospati, SMP Negeri 2 Maospati
dan SMP Negeri 2 Magetan, sejumlah 324 siswa. Uji statistik menggunakan uji
normalitas metode Lilliefors, homogenitas metode Barlett, uji anava dengan uji
F (Fisher) dan uji lanjut pasca anava dengan metode Scheffe’. Taraf
signifikansi 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel: (1) penggunaan pendekatan PMR
menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibanding dengan pendekatan
mekanistis, pendekatan PBM menghasilkan prestasi belajar yang sama dibanding
pendekatan mekanistis maupun pendekatan PMR. (2) siswa yang memiliki
intelegensi tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dibanding yang
memiliki intelegensi rendah, siswa yang memiliki intelegensi sedang mempunyai
prestasi belajar yang sama dibanding yang memiliki intelegensi rendah maupun
intelegensi tinggi. (3a) untuk masing-masing perlakuan pendekatan pembelajaran,
siswa yang memiliki intelegensi tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik
dibanding yang memiliki intelegensi rendah, siswa yang memiliki intelegensi
sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dibanding yang memiliki intelegensi
rendah maupun intelegensi tinggi. (3b) untuk masing-masing kategori
intelegensi, penggunaan pendekatan PMR menghasilkan prestasi belajar lebih baik
dibanding dengan pendekatan mekanistis, pendekatan PBM menghasilkan prestasi
belajar yang sama dibanding pendekatan mekanistis maupun pendekatan PMR.