gravatar

Isaac Barrow


Isaac Barrow, dilahirkan di London, Inggris, pada Oktober 1630. Ibunya meninggal ketika ia merusia empat tahun. Ayahnya menitipkannya pada neneknya. Namun demikian, ayahnya dari awal sudah merencanakan agar Isaac menjadi orang pandai di kelak kemudian hari. Karena itu, ayahnya bersedia membayar SPP dua kali lipat ke sekolah dengan harapan agar gurunya memberi banyak perhatian kepada Isaac.
Di sekolah Isaac belajar bahasa Yunani, Latin, Hibrani dan logika. Perkembangan selanjutnya, Isaac tampak cemerlang dalam semua mata pelajaran. Pada suatu waktu, ayahnya jatuh pailit dan tidak mampu membiayai sekolah Isaac. Melihat kemampuan ia, kepala sekolahnya mengangkat Isaac sebagai tutor bagi kawan-kawannya. Dari honorarium sebagai tutor kawan-kawannya ini ia dapat melanjutkan studinya, Selain kepala sekolah, yang membantu biaya pendidikan Isaac Barrow adalah pamannya, abangnya, bahkan salah seorang teman sekolah dengan cara bergiliran.
Profesor Duport di Universitas Cambrigde juga membantu Isaac Barrow dengan cara menjadi guru lesnya tanpa meminta imbalan. Di bawah asuhan Profesor ini, Isaac Barrow mempelajari bahasa Yunani, Latin, Hibrani, Spanyol, Italia, sastra, geografi dan teologi. Ia juga belajar matematika dan optika, di universitas Cambrigde. Namun, ia baru secara intensif mempelajari matematika setelah ia lulus sarjana serta menjadi dosen tamu di situ. Pada kuliah pertamanya, ia mengkritik pendidikan di Cambrigde saat itu yang tidak banyak menaruh perhatian terhadap matematika dan fisika.
Dalam dunia politik ia termasuk kelompok pendukung kerajaan tetapi dalam berbagai kesempatan ia mengkritik kelompok ini juga. Berkali-nali ia terancam hidupnya. Untunglah, pipimannya selalu menyematkan Isaac garrow ini dari ancaman politik. Pimpinannya menyatakan bahwa Isaac Barrow merupakan satu-satunya orang yang terpandai saat itu di antara para ilmuwan saat itu.
Pada suatu waktu, Isaac Barrow membela kebijakan universitasnya dengan menyatakan bahwa bahasa Yunani dan Latin merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk menjadi dasar dalam menuntut ilmu.
Dalam berbagai pertemuan, ia meminta agar para mahasiswa giat menuntut ilmu dengan tetap di bawah bimbingan moral dan teologi. Ia sendiri juga memberi contoh. Setelah memperoleh gelar M.A. ia masih belajar sendiri bidang astronomi dan geometri, tanpa meningalkan hidup yang baik dan saleh.
Ia memperoleh kesempatan menduduki prosesor dalam bahasa Yunani, tetapi dengan halus menolaknya dengan mengatakan bahwa ia belum mampu menerima posisi itu.
Pada tahun 1655, ia pergi ke Paris atas biaya Universotas Cambrigde. Kabarnya, di Paris ia agak kecewa karena tidak menemukan ahli-ahli matematika sebagai tempat ia berguru.
Tahun berikutnya ia pindah ke Florence selama delapan bulan. Selama di Florence, ia justru mempelajari tentang ‘uang’. Pelajaran itu menuntunnya menjadi salah seorang kolektor uang logam yang tersohor.
Selain itu ia juga menulis tentang aljabar. Ia menemui Vincenzo Viviani, salah seorang murud Galileo yang terakhir. Dalam perjalanan selanjutnya ia pergi ke Turki dan kemudian kembalai ke London. Saying, ketika itu terjadi kebakaran di kapal yang ia tumpangi sehingga tulisan-tulisan Isaac Barrow juga habis terbakar. Lima tahun kemudian ia tiba di Universitas cambrigde.
Pada usia 29 tahun ia menerima pengangkatan sebagai professor bahasa Yunani dengan gaji 40 poundsterling per tahun. Uang itu tidak cukup untuk hidup walaupun sederhana. Ia memimpin demo menuntut tambahan tujangan fungsional akademisi.
Dalam salah satu kuliahnya, ia mendorong agar para mahasiswa tidak menggantungkan diri pada bahan-bahan yang disampaikan dalam kuliah. Sebaliknya ia mendorong para maha siswa menuntut ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang lain dengan materi yang jauh lebih banyak dari pada materi perkilahan.
Karena kecintaannya pada matematika, ia tinggalkan jabatan professor bahasa dan memilih menjadi professor matematika di Kolese Gresham. Di kolese ini ia mengajar geometri dua kali seminggu. Satu kali dalam bahasa Latin satu kali dalam bahasa Inggris. Ia ingin menerbitkan bahan kuliahnya, namun, ketika dipinjam kawannya bahan-bahan tersebut hilang tiada berbekas. Kuliah-kuliah itu berkaitan dengan materi proyeksi ruang dan perspektif.
Ia merupakan orang pertama yang terpilih sebagai anggota Royal Society pada pertemuannya yang pertama tanggal 20 Mei 1663. Namun, kontribusi Narrow sangat minimal. Ia juga ditugasi untuk masuk dalam Komite Astronomi. Tetapi, ia juga tidak menyumbangkan apa-apa karena tidak diberi imbalan. Selanjutnya, ia dikeluarkan.
Pada tahun 1663, di buka posisi Profesor matematika di Cambridge. Ia menjadi orang pertama yang terpilih menduduki posisi ini. Kuliah pertama dimulai satu tahun kemudian berisi matemateka dasar, dilanjutkan geometri,  matematika Adchimedes, dan optika. Isaac Newton mengikuti kuliah ini dan beberapa kali terlibat dalam diskusi yang sangat berbobot dengan Isaac Barrow. Issac Barrow juga mencoba membuat klasifikasi cabang-cabang matematika. Ia berpendapat aljabar bukan termasuk cabang matematika tetapi cabang ilmu Logikan. Sebaliknya ia menganggap geometri merupakan dasar dari IPA matematis dan bilangan hanyalah sekedar lambang dari besaran-besaran geometri.
Dalam cabang kalkulus Isaac barrow merupakan sedikit orang yang mempelopori penyatuan teori-teori integral dan teori-teori diferensial yang kini dikenal dua cabang itu merupakan sepasang operasi kebalikan.
Pada suatu tahun, ia mundur dari kedudukannya sebagai professor matematika dan menyerahkannya kepada Isaac Newton, mantan muridnya, karena ia menganggap Newtonlah yang lebih pantas menempati posisi professor ini. Ia adalah ilmuwan yang pandai tetapi sangat lapang dada. Pada saat ada orang yang lebih kompeten ia dengan ikhlas mengakuinya. Memang itulah hakekat seorang ilmuwan yang sesungguhnya, hidup saling menghargai.
Leibniz
Fried Wilhelm Leibniz dilahirkan di Leipzig, Jerman, pada 1 Juli 1646. Ia putra seorang professor filsafat moral. Ia belajar sendiri bahasa Latin dan Yunani pada usia yang masih kanak-kanak. Sebelum umur dua puluh tahun, berkat kemahiran kedua bahasa tersebut, ia sudah menguasai isi buku-buku standar saat itu pada bidang matematika, filsafat, teologi, dan hukum. Dengan alasan masih terlalu muda, ia ditolak menjadi profesor bidang hukum di Universitas Leipzig. Namun, kemudian justru ia menulis buku tentang pengajaran ilmu hukum dengan pendekatan historis yang sangat brilian. Berkat buku itu ia diangkat sebagao komisi rekodifikasi peraturan-peraturan. Mulai saat itu, Leibniz bekerja sebagai anggota diplomatik hingga akhir hayatnya. Tugas profesionalnya beragam, ia seorang pustakawan dan penasehat hukum. Ia juga banyak bepergian mengelilingi seluruh daerah Eropa. Dalam perjalan tersebut ia tetap mengunngi para ilmuwan yang tinggal di kota-kota yang ia kunjungi.
Daftar karyanya sama panjang dengan daftar aktivitas semasa hidupnya. Dalam bidang matematika ia tidak hanya menulis topologi, tetapi juga peletak dasar-dasar kalkulus. Dalam logika ia menulis tentang sistem biner. Sebagai fisikawan ia menulis tentang mekanika lanjut yang kita kenal sekarang sebagai teori momentum. Ia juga menulis tentang linguistik, sejarah, estetika, moral, serta teori politik.
Karena banyak bidang yang dijelajahi, terkesan bahwa karya-karyanya tidak menampilkan gagasan yang tuntas. Kalau dibelakang hari ditemukan pemikiran yang ‘untuh’ dari Leibniz, itu berasal dari banyak tulisan-tulisan baik yang berupa manuskrip maupun surat-suras korespondensi dengan teman sejawatnya. Tulisan-tulisan tersebut selanjutnya dikompilasi oleh para ‘pemujanya’.
Karya-karya besarnya adalah: Principal Works:
* De Arte Combinatoria (‘On the Art of Combination’), 1666
* Hypothesis Physica Nova (‘New Physical Hypothesis’), 1671
* Discours de mŽtaphysique (‘Discourse on Metphysics’), 1686
* unpublished manuscripts on the calculus of concepts, c. 1690
* Nouveaux Essais sur L’entendement humaine (‘New Essays on Human Understanding’), 1705
* ThŽodicŽe (‘Theodicy’), 1710
* Monadologia (‘The Monadology’), 1714
Lambang integral yang kita kenal sekarang ini merupakan salah satu dari banyak symbol yang dikenalkan oleh Leibniz sekitar tahun 1684. lmbang ini mirip hurup s yang merupakan hurup peertama dari ‘sum’ , jumlah. Lambang diferensial ‘dx’ juga diusulkan olehnya. Ini menunjukkan kegadrungannya akan matematika yang sangat simbolis abstrak.
Walaupun karya-karyanya sangat beragam, dan kadang-kadang terkesan ‘dangkal’ ada satu yang khas majadi misi sepanjang hidupnya, yaitu persatuan dan kesatuan. Ia yakin, kebenaran akan menyatukan segala hal yang tercerai berai. Mimpinya waktu itu adalah kembalinya sekte-sekte Proteskan kepada Katolik yang satu. Gereja harus kembali kepada yang satu di seluruh dunia. Ironisnya, ia sendiri terlibat perselisihan dengan ilmuwan besar yang lain Sir Isaac Newton yang membawa perselisihan antara Inggris raya dengan Eropa Daratan. Hingga akhir hayatnya, mimpi akan persatuan dan kesatuan masih terbawa hingga ke liang lahat.

Archive

Entri Populer