gravatar

BAB II Skripsi



LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai efektivitas pembelajaran, pembelajaran matematika, metode PQ4R, pembelajaran konvensional dan hasil belajar.
1.      Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kauchak pembelajaran yang efektif merupakan kesatuan dari keterampilan, perasaan, penguasaan materi, dan pemahaman arti belajar yang bermuara pada satu perilaku, yaitu kemampuan membangun dan mengembangkan proses belajar siswa secara optimal.[1] Nana Sudjana mengungkapkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif dapat ditinjau dari segi proses dan hasil. Dilihat dari segi proses, pembelajaran harus merupakan interaksi yang dinamis, sehingga siswa sebagai subyek belajar mampu mengembangkan potensinya secara efektif, sedangkan dari segi hasil, pembelajaran harus menekankan pada tingkat penguasaan tujuan oleh siswa, baik secara kuantitas maupun kualitas[2].
Dalam pembelajaran matematika, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa baik sendiri maupun berkelompok. Prinsip belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran pembelajaran matematika yang efektif. Dalam hal ini, kreativitas guru amat penting untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibinanya termasuk sarana prasarananya yang mendukung terjadinya optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran.[3]
Dalam penelitian ini pengertian efektivitas pembelajaran adalah sejauh mana pembelajaran matematika menggunakan metode PQ4R lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2.      Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran mengandung unsur belajar dan mengajar. Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai sikap, dan perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan membekas[4]. Mengajar merupakan suatu proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa yang dilakukan oleh guru sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya, mengajar adalah proses memberikan bantuan atau bimbingan kepada siswa dalam melakukan proses belajar[5].
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel[6].
Dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah suatu proses yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman yang bertujuan untuk memahami konsep-konsep dalam bidang aljabar, analisis, dan geometri.
3.      Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Oleh karena itu, keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainya[7].
Langkah–langkah yang harus dilakukan dalam metode PQ4R adalah sebagai berikut[8].
a.    Preview
Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa, membaca selintas sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang materi yang akan diajarkan. Siswa dapat memulai dengan membaca topik-topik, sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Memperhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa. Ide pokok ini akan memudahkan mereka memberikan keseluruhan ide yang ada.
b.    Question
Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan–pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap topik yang ada pada bahan bacaan siswa. Gunakan “ judul dan sub judul atau topik dan sub topik utama,”  Awali pertanyaan dengan menggunakan kata ”apa, siapa, mengapa, dan bagaimana.” Kalau pada akhir bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh pengarang maka baca terlebih dahulu.
c.    Read
Karangan dibaca secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Jangan membuat catatan-catatan panjang. Mencoba mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
d.   Reflect
Reflect bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi mencoba untuk memahami informasi yang dipresentasikan.
e.    Recite
Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat inti sari materi dari bacaan.
f.     Review
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Dalam penelitian ini proses pembelajaran diawali dengan preview (membaca dengan cepat untuk menemukan topik-topik yang akan dipelajari), question (membuat pertanyaan dari topik-topik yang dipelajari), read (membaca bahan ajar), reflect (memahami bacaan dalam bahan ajar), recite (membuat intisari dari bacaan),  dan yang terakhir review (membaca secara menyeluruh intisari yang telah dibuatnya).
4.      Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lesan dari seseorang kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Gambaran pembelajaran matematika dengan pendekatan ceramah yaitu guru mendominasi kegiatan pembelajaran penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru. Siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.[9]
5.      Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dilihat dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti[10].
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang ditunjukan dengan adanya perbedaan nilai post-test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.


[1] A.M Slamet Soewandi, Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2005), hlm. 44.
[2] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Algesindo, 2002), hlm. 34-35.
[3] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Algesindo, 2002) hlm. 60-61
[4] W.S. Winkel, psikologi pengajaran, (Jakarta:PT. Gramedia, 1989), hlm. 36.
[5] Syaiful Bahri Djamaran dan Aswan Zain, strategi belajar mengajar (Jakarta:PT. rineka cipta, 2002), cet ke-2, hal. 11
[6] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP & MTs, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 1.
[7] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), Hal.150.
[8] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), Hal.151.
[9]Eman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (JICA: Bandung). hlm. 201
[10] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,  (Bandung: Bumi Aksara, 2006), Hal. 30.

Archive

Entri Populer