Pengertian Belajar
Belajar dalam pengertian
yang paling umum adalah perubahan perilaku individu akibat pengalaman yang
diperoleh atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam
pengertian interaksi sudah pasti ada unsur memberi dan menerima, baik bagi guru
maupun bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman A. M. (2001: 22) yang menyatakan bahwa dalam
arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju
keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Sedangkan Ormond dalam Elizabeth E Correiro, Leanne
R Griffin, Peter E Hart (2008) mendefinisikan sebagai berikut:
Learning
is an active process emphasizing purposeful interaction and the use of
knowledge in a meaningful environment. Scientific experiments are, by nature,
inquiry-based activities; developing scientists must learn to propose
hypotheses, design experiments, and select appropriate materials. Many
cognitive psychologists have portrayed learning as a process of creating
individualmeaning and understanding from personal experiences, a perspective
referred to as constructivism.
Dipihak lain, Mulyono
(2003: 28) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses dari seorang
individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk
perubahan prilaku yang relatif menetap.
Vygotsky dalam
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2008 : 124) belajar adalah sebuah proses yang
melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses biologi
sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses
yang lebih tinggi esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Sehingga
lanjut Vygotsky, munculnya perilaku seseorang karena kedua
elemen tersebut. Pada saat seseorang mendapat stimulus dari lingkunganya,
seseorang akan menggunakan fisiknya berupa alat indera untuk menangkap atau
menyerap stimulus tersebut, kemudian menggunakan saraf otaknya, informasi yang
diterima tersebut untuk diolah. Keterlibatan alat indera dalam menyerap
stimulus dan saraf otak dalam mengolah informasi yang diperoleh merupakan
proses secara fisik-psikologi sebagi elemen dasar belajar. Pengetahuan yang ada
sebagai proses dasar ini akan berkembang ketika mereka berinteraksi dengan
lingkungan sosial budaya mereka.
Disisi lain Witherington
(dalam Nana, 2009:
155) berpendapat
bahwa belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola
respons yang baru yang berbentuk
ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas penulis memperoleh kesimpulan bahwa belajar adalah
proses secara pembentukan pengetahuan baru, dimana pengetahuan baru ini
terbentuk karena adanya stimulus dari lingkungan yang diintepretasikan
pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Proses ini dapat dilakukan baik secara
kelompok maupun perorangan.