
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
a.
Model Pembelajaran Kooperatif dalam Matematika
Ruang kelas merupakan suatu
tempat yang sangat baik untuk kegiatan pembelajaran kooperatif. Di dalam ruang
kelas, para siswa dapat diberi kesempatan bekerja dalam keolmpok-kelompok kecil
untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah secara bersama. Para siswa juga diberi kesempatan untuk mendiskusikan
masalah, menentukan strategi pemecahannya, dan menghubungkan masalah tersebut
dengan masalah-masalah lain yang telah dapat diselesaikan sebelumnya.
Model pembelajaran kooperatif
dapat melatih para siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan
merangkum pendapat atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Tugas-tugas
kelompok akan memacu para siswa untuk bekerja sama, saling membantu satu sama
lain dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya.
Pembelajaran kooperatif dalam
matematika akan dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam
matematika. Para siswa secara individu
membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan
masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa
cemas terhadap matematika. Erman Suherman (2003:259) menyebutkan bahwa
pembelajaran kooperatif sangat bermanfaat bagi para siswa yang heteregen.
Melalui interaksi dalam kelompok, model pembelajaran ini dapat membuat siswa
menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang yang berbeda.
Dari
uraian di atas, maka dapat dilihat kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1)
Kerja sama siswa dalam suatu kelompok, dapat membantu
siswa untuk mencapai tujuan
2)
Kerja sama dalam kelompok akan memotivasi siswa untuk sama-sama berhasil.
3)
Siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya
4)
Interaksi antar siswa dapat membantu meningkatkan
perkembangan kognitif
5)
Mengurangi rasa cemas siswa terhadap matematika
b.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Rachmadi Widdhiharto (2005, 14)
menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan suatu
tipe kooperatif yang terdiri dari dari beberapa anggota dalam suatu kelompok.
Tiap kelompok bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dan mengajarkan
hasil temuannya kepada kelompok lain. Tiap kelompok beranggotakan 4 sampai 6
siswa. Masing-masing kelompok yang mendapat tugas disebut ahli. Keahlian
tersebut dapat diperoleh dari menawarkan bagian materi kepada anggota kelompok
menurut kemampuan mereka, atau ditunjuk oleh guru sesuai dengan kemampuan
kelompoknya. Masing-masing kelompok bertemu dalam suatu diskusi untuk membahas
bagian materi yang ditugaskan. Setelah selesai berdiskusi kembali pada
kelompoknya untuk menjelaskan pada temannya.
1). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang didahului
metode resitasi
Pembelajaran model kooperatif Jigsaw cocok apabila digabungkan dengan metode
resitasi yang dilakukan sebelumnya mempunyai kesempatan untuk mengkomunikasikan
dan menegosiasikan pemikiran hasil konstruksi pribadi dengan pemikiran hasil
konstruksi teman. Guru berperan menjadi fasilitator bagi proses konstruksi dan
negosiasi tersebut. Selanjutnya Andi
Rudhito (2004) menyebutkan prinsip dari pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
a)
Pada saat mengajukan pertanyaan pada murid, guru tidak
langsung memberi petunjuk cara pemecahannya, tetapi mendorong murid agar berani
mencoba memecahkan menurut cara mereka masing-masing
b)
Ketika menanggapi jawaban benar, guru tidak langsung
membenarkan, tetapi meminta murid untuk mengemukakan jalan pikiran atau alasan
yang melandasi jawaban itu.
c)
Ketika menanggapi jawaban salah, guru tidak langsung
menyalahkan, tetapi menyelami terlebih dahulu hingga guru dapat mengerti
manakah yang menimbulkan kesalahan.
d)
Pada saat meminta tanggapan kelas terhadap jawaban
seorang murid, guru tidak meminta pendapat murid lain secara klasikal, tetapi
meminta beberapa murid lain untuk juga menjawab satu per satu. Kemudian semua
jawaban itu dibandingkan.
e)
Ketika menanggapi pertanyaan murid, guru tidak langsung
menjawab atau memberi petunjuk, tetapi meminta murid menjelaskan maksud
pertanyaan. Selanjutnya guru menyelami terlebih dahulu penyebab kesulitan,
kemudian mengarahkan murid untuk menemukan sendiri jawaban atau petunjuk yang
dibutuhkan.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa kelebihan model pembelajaran ini
sebagai berikut:
a) Mengarahkan cara berpikir siswa
dalam memahami suatu konsep matematika secara
konstektual
b) Membuat keterkaitan-keterkaitan pembelajaran
menjadi bermakna
c) Membantu individu untuk tumbuh
dan berkembang
Pada
dasar pembelajaran ini, resitasi diberikan sebelum pembelajaran model
kooperatif dengan tipe jigsaw berlangsung dan diharapkan dengan resitasi siswa
lebih siap dan aktif sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih menarik.
Sehingga perlu diperhatikan dengan tugas yang akan diberikan kepada siswa,
hendaknya tugas dirancang, terstruktur mengarah pada materi yang akan
diskusikan melalui model kooperatif dengan tipe jigsaw.