
Pengertian Motivasi dan Resitasi
1. Motivasi Belajar
a. Peran
motivasi dalam belajar
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu (Sardiman, 2006: 76). Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Untuk merangsang motivasi
belajar menurut Hamzah (2007: 23) dapat dilakukan melalui pemberian
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.
Motivasi dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar. Jadi motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar siswa.
Usaha belajar yang didasari adanya motivasi yang kuat , dapat melahirkan
prestasi belajar yang baik. Selanjutnya, Hamzah (2007:27) menyatakan bahwa
motivasi belajar dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar,
menentukan rangsangan belajar, serta menentukan ketekunan belajar. Dengan demikian motivasi sangat berperan
terhadap keberhasilan belajar siswa.
b. Hakekat motivasi belajar
Motivasi
dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai
tujuan tertentu (Hamzah 2007:23). Selanjutnya, Sardiman (2006:85) menyebutkan
tiga fungsi motivasi dalam belajar sebagai berikut:
1) Mendorong manusia
untuk berbuat, jadi sebagai motor penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam
hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah
perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan,
yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan tersebut. Jika seorang siswa yang menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang
tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar siswa.
Motivasi
belajar dapat timbul karena faktor internal dan eksternal (Sardiman 2006:89). Selanjutnya
Hamzah (2007:23) menyebutkan bahwa faktor internal berupa hasrat dan keinginan
berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan
faktor eksternal dapat ditimbulkan adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Dari
uraian di atas dapat disebutkan bahwa hakekat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku. Secara umum indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2)
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan cita-cita
masa depan
4)
Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan menarik
dalam belajar
6)
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
2.
Tentang Resitasi
Pembelajaran dengan
metode resitasi dalam percakapan sehari-hari terkenal dengan pekerjaan rumah.
Akan tetapi sebenarnya lebih luas akan sekedar pekerjaan rumah saja, karena
siswa bisa belajar tidak hanya di rumah mungkin dapat dilakukan di
laboratorium, di halaman sekolah, di perpustakaan atau di tempat lain. Pada
dasarnya resitasi mempunyai tiga fase, pertama guru memberi tugas, kedua siswa
mengerjakan / melaksanakan tugas dan ketiga mempertanggung jawabkan pada guru apa yang mereka pelajari. Selanjutnya
untuk mendukung keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan ini diperlukan
skenario mengerjaan tugas yang tepat dan mengarah pada materi yang akan
diajarkan.
Kelebihan
metode resitai :
a.
Siswa dengan leluasa dapat memilih berbagai cara dalam
melaksanakan tugas.
b.
Memungkinkan anak lebih menghayati materi yang
dipelajari.
c.
Mendidik anak untuk memenuhi tugas-tugasnya dengan baik.
d.
Mendidik anak untuk memanfaatkan seluruh waktu yang
senggang dengan kegiatan yang bermanfaat.
Kelemahan
metode resitasi :
a. Bagi siswa yang pasif,
memungkinkan untuk mencontoh dalam menyelesaikan tugasnya.
b. Jika terlalu berat tugas
yang diberikan, memungkinkan sekali mata pelajaran lain tercecer.
Pada
penelitian ini resitasi lebih ditekankan pada pemberian tugas mandiri untuk
membuat resume dengan memfasilitasi siswa berupa modul, memanfaatkan fasilitas
multi media, atau buku-buku yang telah disediakan sebelumnya.