gravatar

Pendidikan Persfektif Bangsa



A.    Pendidikan Sebagai Kekuatan Kemajuan Bangsa
Kisah bangkitnya bangsa Jepang menjadi bangsa yang besar dan diperhitungkan. Seperti yang telah dinyatakan oleh adiluna (2011: 1) bahwa dahulu bangsa Jepang pernah sangat hancur diluluhlantahkan bom atom sehingga rakyatnya banyak yang meninggal. Saat kondisi Jepang hancur, bukan berapa banyak korban meninggal yang ditanya Kaisar Hirohito, bukan pula berapa kerugian yang diderita melainkan berapa guru yang tersisa. Guru yang menjadi acuan utama, karena dengan masih adanya guru harapan kebangkitan Jepang masih terbuka lebar.
Guru yang tersisa saat itu, semangatnya terus ditingkatkan guna mendidik generasi penerus dengan pendidikan kejujuran, keuletan, semangat dan nasionalisme. Sehingga sekarang dapat dilihat hasilnya, kini Jepang menjadi bangsa yang besar, cerdas, dan karya-karya anak bangsanya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Sungguh tak dapat dibayangkan jika saat itu guru tidak mendidik generasi muda dengan baik, mungkin kondisi Jepang kini tidak akan jauh beda dengan saat masa kelamnya dahulu. Hal ini juga yang terjadi di Indonesia. Sungguh guru memang memiliki peran yang sangat penting dalam Kebangkitan Bangsa Indonesia. Mereka berjuang, mendidik generasi muda dengan menanamkan kesadaran akan harga diri dan bangsa serta menanamkan semangat nasionalisme guna menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik.
Seperti yang telah diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yaitu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Bangsa ini memiliki cita-cita yang luhur hingga dunia.
Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

B.     Permasalahan Bangsa
Para pendiri bangsa ini telah meletakkan pondasi yang kokoh demi kemajuan bangsa yang tertuang dalam UUD 1945. Arah dan tujuan yang jelas bagi kehidupan bangsa. Cita-cita yang luhur dari pendirian bangsa ini, yang salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.  Dalam pasal 31 UUD 1945. Bahkan hak dasar warga negara dalam pendidikan pun telah diatur dalam sistem ketatanegaraan kita, termuat dalam UUD 1945 pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.
Saat ini sudah hampir 67 tahun Indonesia merdeka, tetapi permasalahan bangsa semakin banyak. Ironis, begitulah julukan untuk bangsa ini.  Bangsa yang pernah menjadi macan Asia Tenggara, bahkan diprediksi akan menjadi macan Asia, kini kehilangan taringnya.  Bangsa yang kaya sumberdaya alam kini terpuruk menjadi bangsa miskin.  Bangsa yang mempunyai berjuta hektar lahan pertanian, tetapi di sisi lain impor beras. Bangsa yang begitu dermawannya sehingga emas di Papua dengan murah hati dikasih ke Bangsa Amerika dengan bagi hasil yang tidak masuk akal. Bangsa ini memang begitu banyak keunikan, begitu juga, banyak permasalahannya. Dalam sebuah bangsa itu ada pemerintahan dan masyarakatnya. Dalam hal ini , Indonesia memiliki permasalahan yang sudah menyeluruh. Baik dari pemerintah dan masyarakatnya. Permasalahan yang tidak kunjung ada penyelesaiannya, krisis kepemimpinan ,kelaparan dan krisis pangan, bencana alam, mahalnya harga pangan, sempitnya lapangan kerja, sistem pendidikan, pengelolaan BBM, kemiskinan, korupsi, ekonomi.
Salah satu solusi dari permasalahan yang ditawarkan adalah pembenahan dari segi pendidikannya. Hal ini didasarkan bahwa bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki daya saing yang tinggi. Pendidikan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari realitas yang berkembang sekarang ini bahwa pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap daya pikir dan tingkat kesejehteraan seseorang. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sehingga pendidikanlah yang akan menjawab.
Permasalahan  bangsa, terkait dengan masalah pendidikan yang begitu kompleks, jelas tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Para gurulah, yang di Indonesia berjumlah 2,7 juta, menjadi pemegang kunci solusi dari permasalahan bangsa. Jika para guru tersebut dapat menjadi Guru Bangsa, semua persoalan bangsa diharapkan akan dapat terselesaikan dengan lebih baik. Gurulah para pemimpin sejati yang sebenarnya. Gurulah yang memegang peran sebagai pemimpin perubahan. Untuk dapat menjadi pemimpin perubahan, guru harus melakukan perubahan dulu dari dalam dirinya sendiri. Guru tidak selayaknya meminta pihak mana pun untuk mengubah dirinya. Sekali guru melakukan perubahan dalam dirinya, roda perubahan akan bergerak dengan sendirinya. Diharapkan guru mampu menggerakkan bangsa ini.
Salah satu hal yang sangat memprihatinkan dalam dunia pendidikan kita  saat ini ialah masalah sumber daya manusia, terutama guru. Di satu sisi, guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan. Akan tetapi di sisi lain tingkat kesejahteraan dan pembinaan terhadap guru masih jauh dari cukup untuk mengemban tugas yang mahaberat sebagai orang yang patut digugu dan ditiru dan selalu harus berkembang secara dinamis. Kenyataan ini merupakan persoalan klise yang dari tahun ke tahun kurang mendapatkan perhatian secara serius. Padahal di tangan para guru., masa depan bangsa dan negeri ini ditentukan (Sukadi, 2010).
Rasanya sulit diharapkan kepribadian dan kompetensi yang maksimal muncul dari seorang guru yang mengalami kekurangan secara ekonomis atau finansial. Bagaimana mungkin seorang guru dapat mengembangkan kepribadian positif apabila ia senantiasa disibukkan oleh usaha memenuhi keperluan hidup diri dan keluarganya yang masih kurang. Bagaimana mungkin seorang guru dapat mengembangkan kompetensi dirinya secara baik apabila ia tidak memiliki biaya untuk mengembangkan diri? Dengan kata lain, secara revolusioner sulit rasanya menjadi guru menyenangkan apabila tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya secara layak (Sukadi, 2010).
Citra guru di masyarakat atau di Negara kita berubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi (penilaian dan penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk kerja para guru yang telah berkarya (performance), dan adanya perubahan persyaratan jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi (era profesionalisasi dan spesialisasi) (Samana, 1994: 13). Untuk itu memunculkan guru profesional sebagai salah satu jawaban dari permaslahan bangsa adalah sebuah keharusan

Archive

Entri Populer