
Hakekat Matematika
1.
Hakekat Belajar
Matematika
Belajar matematika adalah
suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan
matematika. Bila kita tahu konsep matematika yang sebelumnya tidak tahu maka
dalam benak kita akan terjadi perubahan dan hal ini akan berguna untuk
mempelajari materi selanjutnya. Dalam pembelajaran matematika perlu diketahui
karekteristik matematika. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, aksiomatik dan
deduktif (Herman Hudoyo, 1990: 3). Proses berpikir matematika disebut proses
berpikir aksiomatik karena pada dasarnya landasan berpikir matematika adalah
kesepakatan-kesepakatan yang disebut aksioma. Matematika dikatakan bersifat
deduktif, karena matematika disajikan secara aksiomatik menggunakan logika
deduktif.
Di dalam matematika, suatu soal atau pertanyaan akan
merupakan masalah apabila tidak terdapat aturan atau hukum tertentu yang akan
segera dapat dipergunakan untuk menjawab atau menyelesaikannya. (Herman Hudoyo,
1990: 84). Hal ini berarti suatu soal matematika akan menjadi suatu masalah
apabila soal itu tidak langsung memberikan penyelesaian.
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran
pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik,
melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar (Mulyasa, 2002: 106). Oleh
karena itu, situasi kegiatan pembelajaran perlu diusahakan agar aktifitas dan
kreativitas peserta didik dapat berkembangkan secara optimal. Menurut Gibbs (dalam
Mulyasa, 2002: 106) peserta didik akan lebih kreatif jika:
a) Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik, dan
mengurangi rasa takut,
b) Memberi kesempatan pada seluruh peserta didik untuk
berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah,
c) Melibatkan peserta didik dalam tujuan belajar dan evaluasinya,
d)
Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter,
e)
Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan.
Untuk menciptakan kondisi-kondisi tersebut, maka dalam proses pembelajaran perlu
diciptakan suasana kondusif yang mengarah pada situasi di atas. Selanjutnya, Sardiman
(2006, 21) menyatakan bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada
struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga
membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi peserta didik. Agar proses pembelajaran
dapat bermakna maka aktifitas dan kreatifitas
siswa harus lebih dominan dari pada guru. Dalam hal ini diperlukan pemilihan
model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktifitas dan kreatifitas siswa
sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna.