gravatar

Uji Hipotesis



1.      Uji Hipotesis
a.       Uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.      Uji normalitas nilai post-test pada kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji liliefors dan uji one sample kolmogorov-smirnov dengan bantuan software SPSS 12, pada uji liliefors diperoleh signifikansi (Sig.) pada kolom kolmogorov-Smirnov sebesar 0,113 > 0,05 dan (Sig.) pada kolom Shapiro-wilk sebesar 0,011 < 0,05 hal ini berarti H0 ditolak . Oleh karena itu, dilakukan uji nonparamrtrik dengan uji one sample kolmogorow-swirnow diperoleh signifikansi (Sig.) sebesar 0,554 > 0,05. hal ini berarti H0 diterima, artinya nilai post-test siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil pengujian secara lengkap disajikan pada lampiran 6.
2.      Uji normalitas nilai post-test pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji liliefors dan uji one sample kolmogorov-smirnov dengan bantuan software SPSS 15, pada uji liliefors diperoleh signifikansi (Sig.) pada kolom kolmogorov-smirnov sebesar 0,180 > 0,05 dan (Sig.) pada kolom shapiro-wilk sebesar 0,094 > 0,05, hal ini berarti H0 diterima, artinya nilai post-test siswa kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil pengujian secara lengkap disajikan pada lampiran 6.
b.      Uji homogenitas nilai post-test hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh output yang menunjukan bahwa signifikansi (Sig.) sebesar 0,278 > 0,05 hal ini berarti H0 diterima, artinya varians nilai post-test siswa kelas eksperimen dan nilai post-test siswa kelas kontrol keduanya homogen. Pengujian lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran 6.
c.       Uji t nilai post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel independent samples test menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 2,317 > 1,995 serta diketahui signifikansinya sebesar  0,029 < 0,050.  Ini berarti ada perbedaan signifikan rata-rata nilai post-test siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 7.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas penerapan metode PQ4R efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran PQ4R lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Depok pada pokok bahasan teorema Pythagoras.
2.      Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika di Kelas Eksperimen
Pada pembelajaran dengan metode pembelajaran PQ4R proses pembelajarannya diawali dengan preview (membaca dengan cepat untuk menemukan topik-topik yang akan dipelajari), question (membuat pertanyaan dari topik-topik yang dipelajari), read (membaca bahan ajar), reflect (memahami bacaan dalam bahan ajar), recite (membuat intisari dari bacaan), review (membaca secara menyeluruh intisari yang telah dibuatnya).
Siswa dituntut untuk belajar mandiri, selalu aktif bertanya dan bekerjasama dengan siswa lain sehingga mendorong siswa untuk berprestasi lebih baik dengan belajar lebih giat. Selain itu guru juga dituntut dapat membimbing siswa dengan baik selama proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai.
Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan tiga kali treatmen atau perlakuan.
a.       Pertemuan Pertama
Pada pertemuan ini proses pembelajaran pada kelas eksperimen kurang berjalan dengan lancar dikarenakan siswa masih bingung untuk melaksanakan kegiatan membuat pertanyaan dan membuat kesimpulan, sehingga memerlukan banyak waktu. Meskipun sepeti itu namun tiap tahap dalam metode PQ4R bisa terlaksana semua. Berdasarkan hasil observasi diketahui aktivitas guru dalam kelas dapat dikatakan sudah baik semua poin observasi sudah dicapai, sedangkan persentase aktivitas belajar siswa sebesar 41.07%. Hasil observasi yang lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran 8.
b.      Pertemuan Kedua
Pada pertemuan ini proses pembelajaran pada kelas eksperimen berjalan lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya. Tiap tahap dalam metode PQ4R bisa berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil observasi diketahui aktivitas guru dalam kelas dapat dikatakan sudah baik semua poin observasi sudah dicapai, sedangkan persentase aktivitas belajar siswa sebesar 57.14%. Hasil observasi yang lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran 8.
c.       Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ini proses pembelajaran pada kelas eksperimen berjalan lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya. Tiap tahap dalam metode PQ4R bisa berjalan dengan lancer. Siswa mulai terbiasa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu membuat pertanyaan dan membuat ringkasan. Berdasarkan hasil observasi persentase aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 71.43%. Aktivitas guru dalam kelas dapat dikatakan sudah baik semua poin observasi sudah dicapai. Hasil observasi yang lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran 8.
d.      Pertemuan Keempat
Pada pertemuan ini proses pembelajaran pada kelas eksperimen berjalan lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya. Tiap tahap dalam metode PQ4R bisa berjalan dengan lancer. Siswa  sudah terbiasa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode PQ4R. Berdasarkan hasil observasi persentase aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 80.35%. Aktivitas guru dalam kelas dapat dikatakan sudah baik semua poin observasi sudah dicapai. Hasil observasi yang lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran 8. Dibawah ini gambar 1 siswa saat pelaksanaan pembelajaran.

one.jpg
Gambar 1 siswa membuat ringkasan materi
e.       Pertemuan Kelima
Pada pertemuan kelima baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen, peneliti memberikan post-test. Soal post-test secara lengkapnya disajikan pada lampiran 2. Post-test diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan setelah diberikan treatmen atau perlakuan pada kedua kelas. Di akhir pertemuan peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa kedua kelas dan minta maaf apabila ada kesalahan selama penelitian berlansung.
A.    Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dari 137 siswa yang menjadi populasi dalam penelitian diambil sebanyak 71 siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu 35 siswa kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan 36 siswa kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Dalam kelas kontrol pembelajaran matematika diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di SMP Muhammadiyah 3 Depok selama ini adalah metode ceramah sedangkan dalam kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran PQ4R.
1.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pembelajaran di kelas eksperimen bisa dikatakan berhasil karena sesuai dengan yang dituliskan oleh Muhibbin Syah yaitu tentang keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Keadaan siswa di kelas terlihat sehat jasmani dan rohani hal ini bisa dilihat saat siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif. lingkungan sekolah yang mendukung siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan tenang dan nyaman membuat siswa mudah untuk belajar dan metode pembelajaran yang digunakan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran matematika diperlukan bakat dalam matematika sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran serta diperlukan ketelitian siswa dalam membuat ringkasan dan keuletan siswa dalam menyelesaikan soal-soal.
Dalam hal ini metode pembelajaran di kelas eksperimen ini dapat dikatakan berhasil karena tujuan pembelajaran telah tercapai serta siswa telah memahami materi pelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran di kelas eksperimen menuntut siswa untuk benar-benar mempelajari materi pembelajaran sendiri dan mengikhtisarkannya sehingga membuat pembelajaran tidak mudah terlupakan bagi siswa dan siswa dapat lebih cermat dan teliti. Daya serap siswa terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi.
2.      Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian statistik dengan uji t yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas eksperimen secara signifikan lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas kontrol.
Selain dapat dilihat dari hasil pengujian statistik dengan uji t perbedaan rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari histogram. Berikut ini gambar 2 yaitu histogram rerata skor post test hasil belajar kedua kelas penelitian yang dibuat dengan bantuan software SPSS 15.
Gambar 2
Diagram Rerata Hasil Postes
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa rerata hasil post test relatif berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata hasil post test di kelas eksperimen sebesar 77,71, sedangkan rata-rata hasil post test di kelas kontrol sebesar 72,78. Berdasarkan perhitungan tersebut kita dapat mengetahui bahwa di kelas eksperimen mempunyai rata-rata hasil post test lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil post test di kelas kontrol.

Archive

Entri Populer