
Pengertian Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pertama
kali diucapkan oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John
Mayer dari University of New Hampshire pada tahun 1990 untuk menerangkan
kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey
dan Mayer mula-mula mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian
dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi
baik pada diri sendiri maupun pada orang lain (dalam Saphiro, 1997). Menurut
Goleman (dalam Melianawati, Prihanto, dan Tjahjoanggoro, 2001) kecerdasan
emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan,
mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana
hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir,
mampu berempati serta berharap. Di samping itu individu juga mampu membina
hubungan yang baik dengan orang lain dan mudah mengenali emosi orang lain dan
penuh perhatian. Cooper dan Sawaf (dalam Melianawati, Prihanto, dan
Tjahjoanggoro, 2001) berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energy, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Karena
orang yang sehat biasanya mampu mengenal emosi yang dialaminya dan dapat
mengekspresikan sesuai dengan aturan yang berlaku di lingkungannya (Martani,
dalam Armiyanti, 2008). Reuven Bar-On (dalam Armiyanti, 2008) menyatakan bahwa
kecerdasaan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan
nonkognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi
tuntutan dan tekanan lingkungan. Sedangkan menurut Patton (2000) kecerdasan
emosi adalah dasar-dasar pembentukan emosi yang mencakup
keterampilanketerampilan seseorang untuk mengadakan impuls-impuls dan
menyalurkan emosi yang kuat secara
efektif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional adalah dasar-dasar
pembentukan emosi yang mencakup serangkain keterampilan atau kemampuan
kompetensi, kecakapan non-kognitif seperti kemampuan merasakan, memahami, dan
secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi untuk dapat mengendalikan diri
sendiri dan memiliki daya tahan ketika mengahadapi rintangan, mampu
mengendalikan impuls dan tidak cepat puas serta mampu mengatur suasana hati,
mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir.