Joseph Louis Lagrange
Joseph
Louis Lagrange dilahirkan di Turin, Italia tanggal 25 Januari 1736. Ia
bersama-sama dengan Leonhard Euler dipandang sebagai matematika terbesar pada
abad ke-18. Bahkan, bagi Joseph Louis Lagrange, sudah dianggap besar semasa
masih hidup.
Ia
berdarah campuran Italia-Perancis. Kakek buyut dari sisi ayah adalah seorang
kapten kavaleri Perancis yang meninggalkan Perancis bekerja di Kerajaan Savoy,
Sardinia. Ayahnya, Giuseppe Francesco Lodovico Lagragia adalah seorang
bendahara Dinas Pekerjaan Umum Turin. Ibunya, Teresa Grosso adalah anak satu-satunya
dokter umum yang ada di cambiano dekat Turin saat itu. Karena itu, Joseph kecil
hidup dalam kemewahan yang jarang dimiliki teman-temannya. Namun, karena
spekulasi, ayahnya jatuh bangkrut. Joseph Louis Lagrange harus hidup dengan
kemampuannya sendiri. Ia sendiri lebih senang menunjukkan dirinya sebagai orang
Perancis dengan menuliskan namanya dalam bentuk Perancis sebagai Lodovico
LaGrange atau Luigi Lagrange.
Oleh
ayahnya, ia diharapkan menjadi seorang ahli hukum dan tampaknya ia memang
menerima arahan itu. Di Kolese Turin ia mengambil bahasa Latin dan tidak
memiliki antusiasme untuk mempelajari matematika. Nilai geometrinya saat itu
sangat rendah. Minat terhadap matematika tumubuh ketika ia membaca karya Edmond
Halley (1656-1742) seorang astronom dari Inggris yang menjadi salah satu
pendukung ‘berat’ Newton. Karya Halley (1693) yang dibacanya membahas penerapan
Aljabar pada optika. Karya itu sangat menarik baginya ditambah oleh guru
fisikanya (Beccaria) yang juga sangat bagus dalam mengajar. Sejak itu, ia
memutuskan karernya dalam bidang matematika.
Memang,
seluruh hidupnya didekasikan pada matematika. Walaupun ia tidak pernah menerima
didikan dari para ahli matematika. Ia, justru banyak belajar sendiri pada usia
17 tahun. Ia seorang otodidak dalam matematika. Satu tahun kemudian ia menulis
“surat” matematika yang ditujukan kepada matematikawan Giulio Fagnano dengan
nama Luigi De la Grange Tournier. Dari tulisan ini memang terbukti bahwa ia
tidak mendapat bimbingan seorang matematikawan. Ia membuat perbandingan antara
teori Binomial dan direvatif dari hasil kali fungsi.
Sebelum
diterbitkan dalam bahasa Italia, ia mengirimkannya ke Leonhard Euler yang saat
itu menjabat Ketua Akademi Prusia di Berlin dalam bahasa Latin. Satu bulan
kemudian, ia dibuat marah karena ia menemukan tulisannya itu dalam
keroespondensi antara Johaan Bermoulli dan Leibniz. Ia mengira bahwa karyanya
dibajak. Namun demikian, peristiwa ini justru sebaliknya meningkatkan Lagrange
untuk dengan sungguh-sungguh mendalami matematika.
Ia
mulai menulis tentang tautokrinik, sebuah kurva titik berat benda yang selalu
melewati sebuah titik tetap pada waktu yang sama walaupun berangkat dari posisi
yang berbeda-beda. Tulisan ini diselesaikan pada akhir tahun 1754 dan dipandang
sebagai salah satu saingan bagi kalkulus. Ia kirimkan ke Euler bersama-sama
dengan tulisan tentang metoda mexima dan minima. Surat ini dikirim pada tanggal
25 Agustus 1755. Euler membalas surat itu tangga; l 6 September dan menyatakan
bahwa Euler sangat tertarik dengan karya anak muda ini. Atas dorongan Euler,
Joseph Louis Lagrange pada usia 19 tahun diangkat menjadi professor matematika
Royal Artillery School di Turin pada 28 September 1755. Suatu penghargaan bagi
‘anak’ muda yang memiliki dedikasi dan talenta dalam bidang matematika dan
menunjukkannya kepada dunia bahwa bukan karena senioritasnya.
Pada
tahun 1755 ia mengirimkan tulisannya tentang penerapan kalkulus pada mekanika
kepada Euler. Selanjutnya Euler konsulatsi kepada Pierre Louis Moreau de
Maupertuis (1698-1759), seorang matematikawan Perancis yang saat itu menjabat
sebagai Presiden Akademi Berlin tentang matematikawan muda yang sangat berbakat
ini. Euler meminta agar Lagrange di angkat menjadi Ketua Akademi Prusia. Euluer
juga mengatakan kepada Lagrange bahwa posisi di Akademi Prusia lebih tinggi
dari pada di Turin. Namun, Lagrange dengan halus menolak tawaran itu. Karena
yang dicari bukan posisi tetapi kesempatan mengabdikan diri sebagai
matematikawan secara total.
Lagrange
sangat berkontribusi pada perkembangan analisis, teori bilangan mekanika klasik
dan mekanika perbintangan. Pada usia dua-puluhan, ia menjadi sangat terkenal
karena karyanya tentang usikan gelombang serta kurva maxima dan minima. Ia
menulis buku Mekanika analitis pada tahun 1788 yang hingga kini dipandang
sebagai buku yang standar.
Joseph
Louis Lagrange dikenal sebagai penulis yang handal. Disebutkan bahwa tidak ada
satu bagian pun yang memberi celah untuk dikoreksi. Selain itu,
tulisan-tulisannya sangat ringkas dan padat. Karena itu, ia dikenal sebagai
pelopor penulisan ilmiah modern yang ditandai dengan sifatnya lurus, ringkas,
padat, lengkap dan teliti. Ia meninggal 10 April 1813 di Paris, Perancis. Salah
satu warisan untuk para pecinta matematika adalah memoarnya: “Seandainya saya
kaya, saya tentu tidak akan mengabdikan diri dalam bidang matematika”.