
Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah merupakan sejumlah aspek
permasalahan yang muncul sehubungan dengan tema/topic/ judul penelitian. Dalam
bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang diteliti.
Semua masalah dalam objek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan
diteliti dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalahan dengan baik, maka
peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan
observasi, dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat
diidentifikasikan. Berdasarkan permasalahan yang diketahui tersebut,
selanjutnya dikemukakan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang
akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara masalah yang teridentifikasi.
Masalah apa saja yang diduga berpengaruf positif dan negative terhadap masalah
yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
vareabel.
Perumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti ditentukan
(vareabel apa saja yang akan diteliti, bagaimana hubungan vareabel satu dengan
yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang
akan diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Perumusan masalah merupakan
pemetaan factor-faktor dan vareabel-vareabel yang terkait. Kualitas suatu
penelitian tidak cukup dipertimbangkan berdasarkan kreteria tersebut di atas
tetapi juga ditentukan bagaimana masalah penelitian itu dirumuskan. Untuk dapat
menyajikan perumusan masalah penelitian yang baik, perlu diikuti beberapa
syarat sebagai berikut.
1.
Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik.
Dengan perumusan yang spesifik, akan dapat menunjukkan tentang gambaran yang
lebih focus tentang arah pemecahannya. Namun demikian, walaupun dirumuskan
secara spesifik, peneliti pada waktu mengidentifikasikan masalah penelitiannya,
terlebih dahulu harus memberikan gambaran umum dan menyeluruh tentang
masalah-masalah yang bersifat umum, agar peneliti tetap memiliki wawasan yang
lebih komprehensif dan makro. Kemudian masalah yang lebih spesifik dikemukakan.
Hal ini disarankan oleh karena masalah-masalah penelitian yang dirumuskan
terlalu spesifik dan sempit, dikawatirkan peneliti akan kehilangan kontek
wawasan yang bersifat makro.
2.
Masalah yang telah dirumuskan secara spesifik harus
diikuti dengan perumusan secara operasional, sehingga masalahnya menjadi mudah
diamati dan diukur indicator-indikatornya.
3.
Masalah penelitian harus dirumuskan dalam bentuk
kalimat pertanyaan sehingga lebih menfokuskan pada jawaban atau pemecahan
masalah yang akan diperoleh.
4.
Masalah harus dirumuskan dengan kalimat yang
sederhana, pendek, padat, dan mencerminkan masalah yang diajukan.
5. Masalah penelitian harus
memiliki landasan rasional dan diargumentasikan secara jelas, sehingga dapat
meyakinkan pihak-pihak lain untuk menerimanya.
Rumusan masalah yang telah
ditetapkan, kemudian dijadikan dasar dalam penentuan tujuan yang akan
mengarahkan pemilihan metode serta prosedur penelitian.